Notification

×
Kunjungi Pengiklan

Merebaknya Penyakit, Kuku dan Mulut, Khofifah Minta Segera Proteksi Pasar Hewan di Jatim

Kamis, 09 Januari 2025 | Kamis, Januari 09, 2025 WIB Last Updated 2025-01-09T09:58:20Z



Pasuruan, 9 Januari 2025

Surabayasatu.net - Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di sejumlah daerah di Jawa Timur, menjadi perhatian khusus Gubernur terpilih Khofifah Indar Parawansa. 


Khofifah minta agar dilakukan proteksi di sejumlah sentra pasar hewan di Jatim agar tidak meluas. “Agar tidak banyak yang terpapar, perlu proteksi di pasar pasar hewan,” kata Khofifah usai mengunjungi pusat penggemukan sapi di Pasuruan, Kamis (9/1).


Khofifah menganggap perlu pengawasan ketat di sentra pasar hewan, sebab sumber PMK bisa juga datang dari pasar hewan. Dia memberikan contoh di Jember uga berasal dari pasar hewan.


Awalnya, kata Khofifah, dari kambing namun kemudian merebak ke ternak lainnya. Karena itu, langkah penanganan yang efektif dengan cara memperketat pengawasan ternak di pasar pasar hewan.


“Sekarang pasar hewan harus diproteksi di mana terjadi daerah yang terpapar, sementara ternak dari daerah itu baik sapi kerbau maupun kambing jangan keluar kota dulu,” ujarnya.


Khofifah melihat pusat penggemukan sapi milik Haji Munir di pasuruan termasuk bagus. Tapi, Khofifah mengingatkan agar jangan mengambil ternak baru untuk dimasukkan di lokasi penggemukan tersebut.


“Biasanya ada yang mengambil untuk penggemukan lalu beli  anak sapi dari pasar hewan ternyata yang dibeli itu terpapar, ini jangan sampai terjadi,” katanya.


Khofifah kembali menegaskan pasar hewan harus diproteksi agar tidak meluas ke daerah daerah lain. Pengawasan perbatasan juga diawasi secara ketat.



Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menutup dua pasar hewan di Ponorogo dan Tulungagung, menyusul tingginya angka kasus penyakit mulut dan kaki (PMK) yang terjadi di kedua wilayah tersebut. 


Penutupan dilakukan setelah ada permintaan dari masyarakat serta muncul surat keputusan dari bupati. “Dua pasar ditutup karena ada permintaan masyarakat serta sudah ada surat keputusan bupati,” kata Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur Indyah Aryani di Surabaya, Kamis (9/1).


Menurutnya, penutupan dilakukan setelah melihat dari data bahwa di dua daerah tersebut ditemukan kasus PMK sangat tinggi, agar tidak merebak ke daerah lain atau ke ternak lain maka solusi terbaik ada menutup sementara pasar hewan tersebut. 


Indyah tidak menyebut secara rinci jumlah yang terpapar di dua daerah tersebut, namun jumlahnya cukup besar sehingga solusi awal adalah menutup pasar hewan.


Menyinggung soal vaksin, Indyah mengatakan Dinas Peternakan Jatim ini sedang disiapkan vaksin dari pengadaan dari APBD maupun dari APBN. “ Ini sudah disiapkan semuanya kebutuhan,” katanya.


Dijelaskan, jumlah vaksin yang diperlukan untuk ternak rentan saat ini 9,2 juta hanya saja yang mendesak dibutuhkan 7,2 juta.  “Untuk bantuan pusat  kita dropping 12.500 yang untuk kondisi emergency, yang lainnya nanti menyusul,” katanya.***SO



×
Berita Terbaru Update