Surabayasatu.net - Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa turut hadir dan bersilaturahmi serta memberikan taushiysh dalam acara Rapat Sinergitas Pilar Sosial Jawa Timur yang digelar di Gedung Sasana Wiyata Praja, BPSDM Prov. Jatim, Kamis (4/4/2024).
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh para pendamping PKH, TKSK, dan juga Tagana ini, Khofifah menekankan bahwa para punggawa Jatim Social Care ini merupakan kunci dari program pengentasan kemiskinan di Jawa Timur.
“Berdasarkan Musrenbang yang dilakukan oleh Pemprov Jatim kemarin, disebutkan bahwa salah satu fokus pembangunan Jatim tahun 2025 adalah pengentasan kemiskinan. Kita tahu kemiskinan ekstrem Jatim sudah mendekati nol, sedangkan kemiskinan secara kumulatif masih harus diturunkan lebih signifikan,” kata Khofifah.
“Oleh sebab itu, masa depan Jatim sangat bergantung pada profesionalisme kinerja dari kawan-kawan Jatim Sosial Care yaitu mulai dari Pendamping PKH, TKSK dan juga Tagana,” imbuhnya.
Wanita yang pernah menjabat sebagai Menteri Sosial dan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini mengaskan bahwa kemiskinan bisa disebabkan oleh banyak faktor. Mulai dari kondisi ekonomi hingga karena bencana. Sebab berdasarkan penelitian, bencana alam yang terjadi bisa berdampak pada kemiskinan sampai 80 persen. Oleh sebab itu seluruh jajaran pilar sosial ini menjadi elemen penting dalam mengupayakan pengentasan kemiskinan di Jatim.
“Menyelesaikan masalah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) tidak bisa dilakukan oleh institusional pemerintah saja, di level manapun. Tidak bisa hanya pemprov saja, atau pemkab pemkot saja. Melainkan harus bersinergi dan berkolaborasi, dengan semua elemen,” tegas Khofifah.
Kolaborasi hanya bisa dibangun jika silaturahmi sudah terjalin baik. Maka semakin erat manusia menjalin silaturahmi maka bangunan soliditas antar elemen strategis juga akan semakin baik. Termasuk di lingkungan pemprov Jawa Timur.
“Termasuk para pilar sosial, tidak bisa kerja sendirian. Saat turun butuh dinas kesehatan, dinas sosial dan seterusnya, kolaborasi harus terbangun secara baik,” tegasnya.
Untuk itu, menurut Khofifan ke depan pengembangan kapasitas SDM dari para pilar sosial harus diperkuat. Bahkan ia ingin ke depan para pilar sosial bisa mendapatkan penguatan kapasitas SDM melalui BPSDM Jatim. Terutama karena BPDM memiliki pengembangan kurikulum yang lengkap dan mumpuni.
Di akhir, dalam sambutannya, Khofifah juga mengajak seluruh pilar sosial untuk memanfaatkan penghujung bulan Ramadhan untuk memaksimalkan ibadan dan mengejar lailatul qadar.
Karenanya Khofifah pun mengajak seluruh yang hadir untuk berlomba mendapatkan lailatul qadar dengan banyak beri’tikaf, mendirikan salat malam, dan meningkatkan munajat pada Allah SWT. Pasalnya lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Suatu ketika, Khofifah menjelaskan, Rasulullah SAW pernah ditanya oleh istrinya Aisyah r.a doa apa yang harus dimunajatkan jika bertemu dengan Lailatul Qadar. Maka Rasulullah menjawab ketika bertemu Lailatul Qadar maka yang perlu dilakukan adalah membaca doa dan meminta ampun pada Allah SWT.
"Doa yang dianjurkan oleh rasulullah berbunyi Allahumma Innaka Afuwwun Karim Tuhibbul Afwa Fa’fu Anni. Yang artinya Yaa Allah, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku,” kata Khofifah.
Yang kemudian disambung dengan istighfar dan doa dan permohonan ridho akan surganya Allah SWT dengan membaca Astaghfirullah Allahumma inna nas'aluka ridhaka wal jannah, wa naudzu bika min sakhathika wan naar. Ya Tuhanku, aku memohon ridha dan surga-Mu. Aku juga berlindung kepada (rahmat)-Mu dari murka dan neraka-Mu.
Sebagai informasi, acara yang dilengkapi dengan Penyerahan Tali Asih dan Souvenir kepada Pendamping PKH, TKSK, TAGANA serta komponen Jatim Social Care ini juga dihadiri oleh Pj Sekdaprov Jatim Bobby Soemiarsono, Kepala Bappeda Jatim M Yasin, dan juga Kepala Dinas Sosial Jawa Timur.***SO