Surabayasatu.net - Prilaku kepala dinas di lingkungan Pemprov Jatim yang kurang teliti dan cek setiap data menjadi kegundahan tersendiri bagi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
“Sekarang ini ada gejala malas kerja secara detil. Gejala ini hampir saya jumpai di semua OPD,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat membuka Pelatihan Administrator angkatan IV dan V serta Halal Bi Halal bersama Peserta Pelatihan dan ASN dilingkungan CorpU SDGs BPSDM Jawa Timur, Jumat (5/3).
Gubernur mengajak seluruh jajaran untuk kembali memiliki pola pikir manual, tapi kerja secara digital. “Kalau kerja kita manual maka harus dibaca lagi dibaca lagi, dan harus cepat seperti digital,” ujarnya.
Gubernur menjumpai banyak kepala dinas dan kepala biro yang tidak pernah membaca setiap data dan ini dinilai sangat parah. “Jadi yang harus membaca kembali gubernur, karena saat diserahkan secara digital. Ini harus hati hati. Baca baca dan baca lagi,” tegasnya.
Masalah lain, lanjutnya, digitalisasi administrasi pemerintahan tidak akan maksimal kalau tidak disupport dengan data yang update. Ada staf yang kadang menyerahkan data 2029 atau 2020 ternyata itu yang dipakai padahal untuk perencanaan Tahun 2024.
“Kalau kita membuat perencanan data kita dorong maksimal harus 2023 kalau untuk 2024. Tapi kalau yang diambil data lama maka cacatnya sudah beberapa tahun lalu,” ungkpanya. ***SO
