Notification

×
Kunjungi Pengiklan

Gus Dur Pernah Tidur di Gedung Negara Grahadi, Ini Penampakan Kamarnya

Kamis, 20 Oktober 2022 | Kamis, Oktober 20, 2022 WIB Last Updated 2022-10-20T12:32:14Z


Surabayasatu.net - Ada suasana lain saat Gubernur Khofifah Indar Parawansa menerima peserta temu nasional jaringan Gusdurian di Gedung Negara Grahadi Surabaya, belum lama ini.


Suasana itu tidak lain, untuk pertama kalinya kamar yang pernah dipergunakan Presiden keempat Abdurahman Wahid atau kerap dipanggil Gus Dur, tidur di Gedung Negara Grahadi , ditunjukkan ke Dr. Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid, M.Hum.


Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sengaja mengajak melihat kamar tersebut, untuk memperlihatkan bahwa Gus Dur merupakan satu-satunya Presiden yang pernah menginap di Gedung Negara Grahadi.


“Semua masih terlihat rapi,” kata Ibu Sinta didampingi Gubernur Khofifah saat melihat kamara tersebut. 


Hampir 15 menit Ibu Sinta berada di kamar tersebut mengamati secara seksama setiap sudut kamar. “Ini zamannya Pak Imam Utomo,” katanya.


Meski telah melihat kamar yang pernah ditempati almarhum. Ibu Sinta tidak ingin tidur di kamara tersebut. “Saya lihat karena Ibu Gubernur mengajak melihat saja, bukan untuk menginap disini,” katanya. 


Ibu Sinta mengaku senang karena kamar masih terlihat rapi dan terawat. 



Gubernur Khofifah Indar Parawansa sendiri dalam kesempatan bertemu Gusdurian meminta agar nilai-nilai yang selama diajarkan Gus Dur, yakni  ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kekesatriaan, dan kearifan lokal ditanamkan para Gusdurian.


"Jejak pikir dan nilai-nilai yang selama ini digaungkan Gus Dur harus menjadi ruh dalam setiap gerakan sosial yang lakukan setiap Gusdurian," ungkapnya.


Khofifah menyebut, sembilan nilai utama itu harus menjadi pondasi dan gerak langkah para Gusdurian untuk merawat dan melestarikan perjuangan Gus Dur. Gus Dur, kata dia, adalah sosok dengan nilai kemanusiaan tinggi dalam kehidupan bermasyarakat,   berbangsa dan bernegara. 


Berbagai gagasan dan pemikiran Gus Dur, tambah dia, memberikan sumbangsih besar bagi bangsa Indonesia. Hal ini menurut Khofifah, karena Gus Dur memainkan dua karakter sekaligus yakni sebagai seorang ulama dan seorang nasionalis negarawan. 


"Itulah mengapa, saat Gus Dur membicarakan tentang Islam dan kebangsaan, maka Gus Dur akan sungguh-sungguh melakukannya, bukan sekedar wacana. Termasuk integritas Gus Dur dalam membela hak-hak manusia, terutama kelompok-kelompok yang terpinggirkan, kelompok miskin dan kaum marginal," paparnya. 


"Bagi Gus Dur, perbedaan atau kemajemukan adalah sunnatullah. Ada satu kalimat Gus Dur yang seringkali kita dengar yaitu "Tidak penting apapun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak tanya apa agamamu". Sungguh luar biasa Gus Dur," tambahnya.**SO



×
Berita Terbaru Update